Janji produsen mobil self-driving sangat besar: Lebih aman, lebih sedikit kecelakaan, dan penyelamatan nyawa manusia. Perusahaan seperti Waymo dan Tesla berharap teknologi otonom dapat menutupi kelemahan pengemudi manusia. Namun, meskipun ada kemajuan teknologi yang mengesankan, ada tantangan yang membuat penerimaan teknologi ini sulit.
Waymo, divisi kendaraan otonom Alphabet, menekankan bahwa status quo keselamatan lalu lintas "tidak dapat diterima." Elon Musk melangkah lebih jauh pada bulan Oktober dengan menjanjikan bahwa kendaraan otonom akan "sepuluh kali lebih aman daripada manusia" dan menjadi "sistem penyelamatan nyawa." Angka dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) tampaknya membenarkan ambisi tersebut: pada tahun 2022, 42.514 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di AS, dengan hampir sepertiga dari kecelakaan tersebut disebabkan oleh alkohol atau kecepatan berlebihan.
Kendaraan otonom menawarkan keuntungan yang jelas: Mereka tidak minum alkohol, tidak lelah atau terganggu, dan memiliki pandangan 360 derajat yang lebih baik daripada pengemudi manusia. Namun, meskipun ada keuntungan ini, ada dua masalah besar. Pertama, statistik tidak mendukung mereka. Tingkat kematian lalu lintas di AS hanya 1,33 kematian per 100 juta mil yang ditempuh, angka yang harus dilampaui kendaraan otonom. Waymo, misalnya, sejauh ini hanya mencatat 33 juta mil tanpa pengemudi manusia, yang tidak cukup untuk perbandingan statistik.
Kedua, mobil self-driving terus-menerus menjadi berita utama untuk kesalahan yang jarang dilakukan manusia. Misalnya, sebuah kendaraan Waymo berulang kali berputar-putar dalam sebuah tempat parkir, sementara seorang penumpang yang bingung berada di dalamnya. Khususnya kritis adalah kecelakaan di mana mobil self-driving dari Cruise menyeret seorang pejalan kaki yang ditabrak oleh kendaraan lain sejauh 20 kaki. Insiden semacam itu merusak kepercayaan publik, bahkan jika catatan keselamatan secara keseluruhan positif.
Menurut survei dari American Automobile Association (AAA), kepercayaan konsumen AS terhadap kendaraan otonom menurun dari 14 menjadi 9 persen sejak 2021. Sementara itu, persentase mereka yang takut akan teknologi ini meningkat dari 54 menjadi 66 persen.
Produsen menghadapi tantangan untuk memenuhi harapan tinggi terhadap kendaraan otonom dan memulihkan kepercayaan publik. Statistik mungkin mendukung teknologi otonom, namun dalam persepsi masyarakat, setiap kesalahan individu lebih berarti daripada jutaan kilometer bebas kecelakaan.